Kamis, 23 April 2009

Chapter Three


Chapter 3

Kini Adi sudah duduk di kelas 2 sekolah dasar. Temannya kian bertambah, menjadi jauh lebih banyak dari sebelumnya. Adi mulai lebih banyak bermain ke luar rumah ketimbang menghabiskan waktu di rumah sendirian menonton televisi atau membaca. Adi mulai sering berpanas-panasan dengan teman-temannya, bermain berbagai permainan, atau kadang hanya bermain mainan di rumah temannya. Adi mulai semakin menyukai kebersamaan, lebih dari pada saat dia masih di taman kanak-kanak.

Suatu hari, Adi terbangun sendirian di kamarnya. Tidak ada suara-suara yang biasanya terdengar, baik itu suara papanya, kakaknya, atau murid-murid papanya. Adi mulai merasa panik. Dia tidak suka sendirian. Adi turun dari tempat tidur dan berjalan keluar kamar. Adi pergi ke kamar sebelah, kamar kakaknya, dan mendapati kamar itu juga kosong, kakaknya tidak di sana.

“Paa…Giiii…Topsiiii…” Adi mulai memanggil-manggil semua orang yang dikenalnya, tapi tidak ada jawaban.

Adi menyusuri koridor menuju ruang makan. Saat melewati kamar rekan kerja papanya, dia mengetuk dan memanggil rekan papanya.

“Oom…Oom…”

Karena tidak ada jawaban, Adi mengintip ke dalam kamar melalui lubang kunci. Kamar itu kosong, tidak ada tanda-tanda ada orang di dalam. Adi melangkah ke ruang makan. Tidak ada satu orang pun di ruang makan, sesuatu yang jarang sekali terjadi karena biasanya murid-murid papanya berkumpul di ruang makan atau di ruang tamu.

Adi meneruskan memeriksa seluruh rumah. Kamar-kamar murid-murid papanya kosong, kamar pembantu kosong, ruang tamu kosong. Adi benar-benar panik. Adi mencoba membuka pintu depan, tapi ternyata pintu itu dikunci. Adi terkurung di dalam rumah.

Sekilas, tiba-tiba Adi melihat lukisan wajah anak kecil sedang menatap tajam ke arahnya. Matanya seolah mengikuti setiap gerak-gerik Adi. Karena ketakutan, Adi berteriak sambil berlari ke halaman belakang. Adi menutup pintu ke halaman belakang dan menangis sambil terduduk di sebelah boneka manusia milik kakaknya yang sedang dijemur.

Sampai kemudian, terdengar suara yang mengejutkan Adi.

“Kenapa kamu?”

“Eh? Siapa? Siapa yang ngomong?” Adi bingung dan mencari-cari sosok yang berbicara.

“Aku,” kata suara itu.

Tiba-tiba Adi merasa sesuatu menggenggam tangan kirinya. Adi menoleh, dan melihat tangannya digenggam oleh boneka manusia di sebelahnya. Boneka itu tersenyum mengerikan, dengan sorot mata tajam yang sama mengerikannya. Adi mencoba berontak melepaskan tangannya dari cengkeraman boneka itu, tapi boneka itu lebih kuat. Adi mencoba berteriak, tapi suaranya tidak bisa keluar. Hingga akhirnya Adi bisa mengeluarkan suara.

“To… To… Toloooooong!!!” Teriaknya sambil mulai menangis.

Tubuh Adi diguncang-guncang oleh boneka itu. Boneka itu semakin mendekat dan terlihat seperti ingin memakannya hidup-hidup. Adi semakin berontak, dan goncangan pada tubuhnya semakin kencang.

“Di… Adi… Bangun, Di…!” Kata sebuah suara yang Adi kenal.

Adi terbangun dengan keringat membasahi tubuh dan air mata membasahi wajahnya. Nafasnya terengah-engah. Adi melihat sekeliling. Dia berada di kamarnya, papanya duduk di sampingnya sambil memegang tangannya, dan kakaknya melihat dari ambang pintu. Adi mengalami mimpi buruk, mimpi yang mengubah Adi. Sejak saat itu, Adi benci kesendirian dan benci boneka berbentuk manusia.

1 komentar:

CONTACT ME on 27 Juli 2013 pukul 05.15 mengatakan...

DOWNLOAD XXX NURS HENTAI SEX ADULT PC GAME 18+ CLICK HERE TO DOWNLOAD

Posting Komentar

Followers

Powered By Blogger
 

Diary Of A Normal Man Copyright © 2008 Green Scrapbook Diary Designed by SimplyWP | Made free by Scrapbooking Software | Bloggerized by Ipiet Notez